Sabtu, 30 November 2013

Pidie, Lumbung Pangan Aceh


PADA saat dilantik menjadi Bupati Pidie, tekad pertama Sarjani Abdullah adalah menjadikan Kabupaten Pidie sebagai lumbung pangan Aceh khususnya dan nasional pada umumnya. Berbagai kebijakan yang diambilnya di sektor pertanian, peternakan, dan kehutanan juga dalam rangka menjadikan Pidie sebagai lumbung pangan nasional.

Hasratnya itu sangatlah logis, dengan luas areal 29.337 Ha, Pidie selama ini selalu surplus beras. Untuk meningkatkan kapasitas produksi, jaringan irigasi diperbaiki, sawah-sawah baru dicetak, bantuan benih dan pendampingan dilakukan. Pabrik pengolahan padi yang modern juga kini tersedia. Jajaran Pemkab Pidie juga turun langsung ke lapangan untuk menampung berbagai keluhan warga, khususnya terkait jaringan irigasi.

Di sektor regulasi, juga akan dibuat qanun yang akan menghambat alih fungsi lahan produktif menjadi rumah toko dan bangunan komersial lainnya “Saya juga prihatin dengan semakin menciutnya lahan produktif setiap tahun. Kita berencana membuat qanun untuk solusi masalah ini,” kata suami dari Rohana Razali, S.Tp ini.

Sarjani kini konsen kepada peningkatan lahan produksi pertanian. Waduk Rajui di Kecamatan Padang Tiji kini telah tersedia. Ini  dapat memenuhi air kepada 1.000 Ha lahan pertanian. “Disamping  itu juga ada Pembangunan beberapa embung-embung (waduk kecil) yang telah tersebar dari Kecamatan Muara Tiga sampai Kecamatan Mane,” katanya.

Pidie juga saat ini sedang mencari sebuah pola untuk dapat mengelola hasil pertanian. Pabrik padi modern di Kecamatan Glumpang Tiga yang merupakan milik Pemerintah Provinsi akan diusahakan dapat dihibah dan dikelola langsung oleh Pemerintah Kabupaten.

“Ini untuk meningkatkan taraf perekonomian masyarakat, karena kita tahu selama ini banyak  pengusaha luar pidie yang membeli hasil pertanian terutama gabah ke Pidie, sehingga harga jual di tingkat petani rendah. Ini coba kita antisipasi dengan sebuah pola dimana nanti Pemerintah daerah akan menetapkan harga beli dasar gabah petani yang dibeli oleh sebuah perusahaan daerah,” kata Wakil Bupati Pidie M Iriawan SE.

Untuk peningkatan sektor pertanian, Pidie juga coba menata kembali jalan-jalan perkebunan demi membuka kemudahan akses transportasi, kemudian juga fokus pada rehabilitasi/pembangunan linning saluran air, jalan produksi, dan melakukan cetak sawah baru.

Ini semua dilakukan untuk mendukung program ketahanan pangan. Pidie saat ini telah melakukan cetak sawah baru sejumlah 200 ha yang tersebar di Kecamatan Mane, Geumpang, dan Tiro. Ini sebagai  upaya menambah lahan produktif yang selama ini berkurang karena dijadikan lahan konsumtif seperti pembangunan ruko dan rumah.

Wabup Pidie M. Iriawan juga menyebutkan, ke depan perlu dibuat sebuah peraturan yang mengikat bahwa setiap lahan pertanian yang akan digunakan untuk pembangunan, diwajibkan membuka lahan pertanian baru. Kebijakan ini untuk mengerem berubahnya lahan-lahan produktif menjadi tempat berdirinya berbagai Ruko, rumah, dan bangunan lainnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Pidie, drh. Anas Abdullah menegaskan, sesuai dengan visi dan misi tersebut, maka tahun 2013 merupakan momen penting untuk meningkatkan pembangunan di bidang pertanian dan peningkatan perekonomian masyarakat tani di sejumlah daerah pedesaan. Lebih lanjut putra kelahiran Pidie ini mengatakan,  melalui program pertanian  pihaknya akan berusaha meningkatkan ketahanan pangan yang pernah diembankan pemerintah daerah Kabupaten pidie kepada dinas pertanian dan peternakan Kabupaten Pidie, diantaranya swasembada beras, swasembada daging, dan swasembada jagung.
Share this post
  • Share to Facebook
  • Share to Twitter
  • Share to Google+
  • Share to Stumble Upon
  • Share to Evernote
  • Share to Blogger
  • Share to Email
  • Share to Yahoo Messenger
  • More...

0 komentar:

Posting Komentar