Kamis, 13 Februari 2014

Membangkitkan Semangat Gotong Royong Dalam Masyarakat


Gotong  royong merupakan sikap hidup, cara kerja, dan kebiasaan yang sudah dikenal bangsa Indonesia secara turun-temurun sejak zaman dahulu. Dalam gotong royong, orang menyelesaikan suatu kegiatan secara bersama-sama dengan saling berbagi tugas dan saling tolong menolong, kebersamaan menjadi strategi dalam kehidupan sehari-hari.

Bergotong royong adalah satu kegiatan sosial yang sangat mulia tanpa pamrih untuk mencapai suatu tujuan bersama. Kita semua adalah anggota dari satu keluarga besar yang mendiami sebuah rumah besar dalam bentuk negara, kita adalah bersaudara dan sekeluarga. Dengan demikian, kita harus saling perduli, saling menolong, serta saling mendukung dan tidak saling menjatuhkan.

Dalam kehidupan sehari-hari, dahulu kita dengan mudah dapat menjumpai budaya gotong royong misalkan, mendirikan rumah, mengerjakan sawah, membantu tetangga yang sedang berduka dan gotong royong dirumah pesta, kerja sama tersebut bukan hanya dilakukan oleh sanak keluarga yang terkait saja, tetapi semua masyarakat dalam kampung ikut berbaur dalam kerja sama, demi proses acara dan kegiatan bisa berlangsung dengan baik, dengan bergotong royong, semua tugas berat akan menjadi lebih ringan.

Namun sejalan dengan perkembangan jaman, semenjak arus globalisasi dan modernisasi yang melahirkan corak kehidupan yang sangat kompleks dan tanpa disadari dengan perkembangan tersebut, lambat laun budaya gotong royong mulai memudar dalam masyarakat. suka tidak suka dan mau tidak mau,  dapat kita rasakan bersama bangsa ini mulai kehilangan kepribadiannya sebagai bangsa yang kaya akan unsur budaya yang salah satunya adalah budaya gotong royong.

kerja bakti membersihkan lingkungan yang dahulunya dengan mudah dapat ditemui, kini sudah mulai jarang kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari masyarakat kita, kehidupan ekonomi misalnya, pada masyarakat pedesaan yang sebagian besar bekerja pada sektor pertanian, setelah masuknya masa industrialisasi, semangat gotong royong masyarakat menjadi berkurang, dan menimbulkan kecenderungan sifat individualis dalam masyarakat, sehingga ada anggapan umum ” hidup bebas asal tidak mengganggu kehidupan orang lain”.

Beranjak dari hal tersebut, Pemerintah Kabupaten Pidie pada periode kepemimpinan Sarjani Abdullah mencoba menumbuh kembangkan kembali semangat kegotong royongan yang selama ini dinilai telah mulai memudar di kalangan masyarakat. Dalam setiap kegiatan Kepala Pemerintahan Kabupaten Pidie selalu mengingat bahwa dulunya masyarakat Pidie sangat sangat akrab dengan gedong royong, baik itu kerja bakti dilingkungan sendiri maupun membatu masyarakat lain yang membutuhkan pertolongan ataupun yang terkena musibah.

sekarang ini Pemerintah Kabupaten Pidie telah mencanangkan beberapa program untuk membangkitkan kembali semangat kegotongroyongan dimulai dari kalangan pegawai negeri sipil. Sebagai contoh, pada setiap hari Jum’at, Bupati mengintruksikan pada setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah untuk melakukan kegiatan bersih-bersih, atau yang lebih dikenal dengan sebutan “Jum’at Bersih”.

Saat melakukan pelantikan pejabat beberapa waktu lalu, Bupati Sarjani juga mengharapkan agar menghidupkan kembali semangat jiwa gotong royong disemua kecamatan, demi menjaga dan mempererat tali persaudaraan dalam masyarakat,

Dia juga mengajak masyarakat untuk selalu menjaga kebersihan lingkungan, menciptakan daerah yang bersih, asri dan sejuk dengan selalu menumbuhkan jiwa gotong royong dalam kehidupan sehari-hari, menurutnya pada tahun ini Gampong dan Kecamatan yang bersih akan mendapat penilaian khusus dan akan dipilih untuk ditetapkan sebagai gampong dan kecamatan terbersih oleh Pemerintah Kabupaten Pidie.

Bupati Sarjani menilai bahwa dengan musyawarah yang dijalankan secara kekeluargaan dan membangun suasana kegotong-royongan akan menghasilkan kesepakan yang akan dijalankan bersama-sama. Dengan budaya gotong royong diharapkan kita bisa belajar saling menghormati, menghargai pendapat orang lain, bersikap objektif, tidak berburuk sangka dan tidak melecehkan satu dengan yang lainnya, saling memberikan ilmu dan saling tolong menolong yang merupakan cerminan sikap kekeluargaan yang terbangun dengan sikap gotong-royong.

Kita harus belajar dari sejarah, dahulu kita pernah menjadi bangsa yang lemah dan mudah dikuasai oleh penjajah karena kita mudah diadu domba dan tidak bersatu serta belum memiliki semangat bergotong royong berjuang melawan penjajah. Ke depan, jangan pernah kita biarkan lagi orang memudarkan semakan semangat gotong royong kita.

Untuk membangun dan memotivasi kembali semangat gotong royong tentunya tidak hanya sebatas seremonial seperti diperingati dan dicanangkan saja, akan tetapi perlu dukungan semua elemen masyarakat, pemerintah akan memfasilitasi secara bertahap melalui program-program pembangunan agar jati diri nilai-nilai semangat gotong royong dapat terbangun kembali di tengah-tengah masyarakat yang bermottokan “Pang Ulee Buet Ibadat, Pang Ulee Hareukat Meugoe” ini. (*)
Share this post
  • Share to Facebook
  • Share to Twitter
  • Share to Google+
  • Share to Stumble Upon
  • Share to Evernote
  • Share to Blogger
  • Share to Email
  • Share to Yahoo Messenger
  • More...

0 komentar:

Posting Komentar