BUPATI Pidie Sarjani Abdullah
secara resmi membuka acara sosialisasi Diseminasi Akses dan Kualitas Pembinaan
Kesertaan Keluarga Berencana (KB) jalur Pemerintah serta Peningkatan
Kesadaran KB mandiri wilayah kusus, di
Oproom Setdakab. Pidie pada Senin, 2 Desember lalu.
Pembukaan sosialisasi tersebut dihadiri oleh unsur Muspida setempat, Kepala Perwikilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
(BKKBN) Provinsi Aceh beserta
rombongan, para Satuan Kerja Perangkat Kabupaten (SKPK) Pidie, Para SKPK KB
Kabupaten/Kota dalam Provinsi Aceh, Pengelola Bidan KB Kabupaten/Kota,
Pengelola KB Dinkes Rumah Sakit Umum Kabupaten/Kota, para Ketua Ikatan Bidan
Indonesia (IBI) Kabupaten/Kota, Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten/Kota, Ketua
Kartika Chandra Kirana Pidie, Ketua Bhayangkari Polres Pidie Ketua Dharma
Wanita Pidie serta undangan lainnya.
Dalam sambutannya Bupati mengatakan bahwa Program KB selain
memiliki dampak positif, juga mememilki dampak negatinya seperti melemahkan semangat
jihad dan melemahkan militer umat islam. “kontrasepsi bukanlah salah
satu cara untuk menyelesaikan setiap masalah,” ujarnya.
Disebutkan, bila dilihat dari segi positifnya itu sah-sah saja, “karena
saya tidak mendukung kalau tujuan KB
untuk membunuh, karena
hanya Allah yang berhak mencabut nyawa manusia” ujarnya Bupati
Ia menambahkan, kalau untuk alasan mengatur jarak kelahiran, “sebagai
pemerintah daerah saya sangat mendukung program tersebut,”, tegasnya.
Sebelumnya dalam laporan ketua Panitia
Kepala Badan Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Perempuan (BKS&PP)
Kabupaten Pidie Ir. Afniati
menyebutkan,
bahwa dalam
upaya menjalankan program kegiatan, pihaknya melakukan kerjasama dengan Badan
Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Aceh berdasarkan
surat Kepala Perwakilan nomor 3960/TU.001/J3/2013 tanggal 22 November 2013
tentang kesediaan Kabupaten Pidie sebagai tuan rumah pertemuan pada pembukaan
kegiatan sosialisasi diseminasi akses dan kualitas pembinaan kesertaan KB jalur
pemerintah serta peningkatan kesadaran KB mandiri wilayah khusus, dengan
nomor 3964/TU.102/J3/2013 tanggal 22 November 2013 tentang undangan sosialisasi
diseminasi akses dan kualitas pembinaan kesertaan KB jalur pemerintah serta
peningkatan kesadaran KB mandiri wilayah khusus.
Ir. Afniati, sebagai
ketua panitia pelaksana kegiatan
mengatakan,
bahwa Program KB dirumuskan sebagai upaya peningkatan kepedulian dan peran
serta masyarakat melalui batas usia perkawinan, pengaturan kelahiran, pembinaan
ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga, untuk mengwujudkan
norma keluarga kecil bahagia dan sejahtera (NKBBS).
Dengan mengikuti program KB sesuai
anjuran pemerintah kata dia, para akseptor akan mendapatkan tiga manfaat utama yang
optimal baik untuk ibu, anak dan keluarga antara lain Manfaat untuk ibu dapat mencegah kehamilan
yang tidak diinginkan, mencegah setidaknya satu dari empat kematian ibu, menjaga kesehatan ibu,
merencanakan kehamilan lebih terprogram.
Manfaat untuk anak dapat mengurangi
resiko kematian bayi, menigkatkan kesehatan bayi, mencegah bayi kekuarangan
gizi, tumbuh kembang bayi lebih terjamin, kebutuhan air susu ibu eksklusif selama 6 bulan
relatif dapat terpenuhi, mendapat kualitas kasih sayang yang lebih maksimal. Sedangkan manfaat untuk keluarga dapat
meningkatkan kesejahteraan keluarga, harmonisasi keluarga lebih terjaga.
Selain itu kata Afniati, manfaat KB ditinjau dari
segi kesehatan untuk ibu dengan mengatur jumlah kelahiran, ibu mendapat manfaat
berupa perbaikan
kesehatan badan karena tercegahnya kehamilan yang berulangkali dalam waktu yang
terlalu pendek serta peningkatan kesehatan mental dan sosial yang dimungkinkan
oleh adanya waktu yang cukup untuk mengasuh anak-anak untuk beristirahat dan
dapat menikmati waktu luang dan melakukan kegiatan-kegiatan lainnya.
Sedangkan untuk anak-anak memberikan
kesempatan kepada mereka agar perkembangan fisiknya lebih baik “karena setiap anak
memperoleh makanan yang cukup dari sumber yang tersedia dalam keluarga,” ujarnya.
Ia mengatakan perkembangan mental dan social anak akan lebih
sempurna karena pemeliharaan yang lebih baik dan lebih banyak waktu yang dapat
diberikan ibu kepada
setiap anak, dan perencanaan kesempatan pendidikan yang lebih baik karena
sumber-sumber pendapatan keluarga tidak habis untuk mempertahankan hidup
semata-mata. “Untuk
ayah dapat memberikan kesempatan kepadanya agar dapat memperbaiki kesehatan
mental dan sosial karena kesemasan berkurang serta lebih banyak waktu yang
tertuang untuk keluarganya,” jelas Afniati. (Y)
0 komentar:
Posting Komentar