Rabu, 17 September 2014

Meugrop Dari Teupin Raya Pukau Pengunjung Pedir Raya Festival

RIBUAN pengunjung Pedir Raya Festival 2014 malam tadi, Selasa 16 September 2014 memadati arena “Piasan Raya Ureung Pidie” di lapangan Keuniree, Kecamatan Pidie, Kabupaten Pidie.

Atraksi Tarian Meugrop yang ditampilkan oleh pemuda Gampong Pulo Lueng Teuga, Teupin Raya, Kecamatan Glumpang Tiga, dari panggung utama Piasan Raya Ureung Pidie malam tadi mampu merebut perhatian ribuan pasang mata pengunjung arena Pedir Raya Festival.

Kepala Bagian Hubungan Masyarakat dan Protokol Kabupaten Pidie Muhammad Harris mengatakan, pada pentas “Piasan Raya Ureung Pidie”, tarian Meugrop merupakan penampilan eksebishi dan tidak diperlombakan, karena tarian tersebut hanya ada di Gampong Pulo Lueng Teuga.

Tarian yang terdiri dari 18 orang penari dan dua orang syekh adalah tarian khas Pidie yang masih dimainkan dan dilestarikan oleh masyarakat Gampong Pulo Lueng Teuga.

Keuchik Gampong Pulo Lueng Teuga Abubakar Daud mengatakan, Meugrop pertama sekali diperkenalkan oleh Tgk Chik di Lapang untuk membangkitkan gelora semangat perlawanan terhadap penjajahan pada saat perang Aceh sedang berkecamuk.

ke 18 orang penari tersebut berdiri berhadap-hadapan sambil berpegangan tangan membentuk formasi dua baris, adakalanya berubah membentuk formasi lingkaran dan melompat-lompat menghentakkan kaki, sambil mengikuti hikayat dan syair yang dibacakan oleh syekh. Lantunan hikayat, syair tersebut berisikan, semngat jihat, nasehat, doa, dan syi’ar Islam,

“Meugrop bukanlah tarian Seudati atau Saman,  tarian ini merupakan seni hentakan kaki yang dilakukan secara bersama dan serentak hingga mengeluarkan suara hentakan sebagai irama pengiring,” kata Abu Bakar.

Menurutnya tarian ini sebagai bentuk kekompakan dan menyatukan warga yang baru pulang dari perantauan baik bekerja maupun menuntut ilmu di luar daerah, lelaki pengantin baru dan warga yang menetap di kampung sebagai satu keluarga yang utuh.

“Meugrop biasa kami laksanakan ketika malam pertama Hari Raya Idulfitri, di mana warga yang terdiri dari para lelaki tampil menari bersama menjelang larut malam hingga menjelang subuh hari,” ujarnya.[]
Share this post
  • Share to Facebook
  • Share to Twitter
  • Share to Google+
  • Share to Stumble Upon
  • Share to Evernote
  • Share to Blogger
  • Share to Email
  • Share to Yahoo Messenger
  • More...

0 komentar:

Posting Komentar