Kabupaten Pidie, telah berkomitmen untuk menjadi salah satu
daerah yang akan menjadi tempat pengembangan peternakan sapi, program tersebut
bekerja sama antara Pemerintah Aceh dengan salah satu Perusahaan Peternakan
Sapi terbesar dari Australia.
Daerah
yang terdiri dari dataran rendah pantai dan dataran tinggi penggunungan, ini
memiliki luas wilayah 3.086.90 Km2, sebelah timur berbatas dengan Kabupaten
Pidie Jaya, sebelah Barat dengan Kabupaten Aceh Besar, sebelah Selatan dengan
Kabupaten Aceh Jaya, dan sebelah Utara dengan Selat malaka.
Jumlah
penduduk saat ini sebanyak 439.061 jiwa (49,76%), 218.498 jiwa laki-laki dan
(50,24%), 220,563 jiwa perempuan (data update sampai dengan tahun 2012) dan
kepadatan penduduk 143 jiwa/Km2, laju pertumbuhan penduduk 2,29% yang terdiri
dari 23 Kecamatan, 94 Mukim, 730 Gampong/Desa. Daerah ini beriklim tropis yang
terletak di 04,30-04,06 Lintang Utara, 95,75-96,20 Bujur Timur dan 04,46-00,40
bujur selatan.
Masyarakat
kebupaten pidie mayoritas berprofesi sebagai (petani/Pekebun 60.916),
(Perternak 128), (Nelayan/Perikanan 3.909) dengan potensi alam berupa tanaman
pangan, Palawija, Holtikultura, Perkebunan, Peternakan, Pariwisata, Kehutanan,
tambang/galian dan lain-lain.
Dengan
potensi yang ada, pemerintah kabupaten pidie menyambut baik dan sangat
mendukung semua program yang direncanakan oleh Pemerintah Aceh salah satunya
adalah kerjasama antara Pemerintah Aceh dengan pihak Australia yang akan
menjalin kerja sama dalam bentuk pemeliharaan sapi di kabupaten Pidie.
Wakil
Bupati Pidie M. Iriawan,SE mengatakan Pemerintah menyambut baik dan terbuka bagi
investor yang datang untuk berinvestasi guna mengembangkan Potensi yang
dimiliki.
“Program
tersebut sangat baik, kita sangat
mendukung program Gubernur, apalagi Pidie telah dipilih sebagai kawasan yang
tepat untuk percobaan peternakan sapi Australia,” ujarnya, saat menyambut
rombongan Australia dan pihak terkait dari provinsi Aceh di Pendopo Wakil
Bupati Pidie, Rabu 8 januari 2014.
Dalam jamuan tersebut
turut hadir sektretaris Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Pidie Drs.
Anas, Staf ahli Bupati dan sejumlah SKPK Pidie lainnya
Menurutnya,
pemeritah kabupaten (Pemkab) Pidie masih pada tahapan belajar bukan tidak siap,
“kita masih perlu arahan dan dukungan dari pihak investor, dengan lahan yang
ada pemda pidie sangat siap dan mendukung program gubernur tersebut,” ujar
wabup Pidie.
Dalam
pertemuan singkat tersebut M. Iriawan mengatakan, Pemkab Pidie dalam waktu
dekat akan melakukan peninjauan ke lokasi yang dituju dan semoga keinginan ini
dapat terealisasi segera untuk mendukung dan menjadikan Pidie sebagai salah
satu daerah pengembangan peternakan sapi.
“kepada
pihak Investor untuk benar-benar dalam membantu, karena masyarakat pidie sudah
banyak kecewa dengan sikap investor asing,” harap wabup.
Ketua Aceh
Beef Project Angus Lowson selaku pengolola perusahaan peternakan sapi terbesar di Australia mengatakan pihaknya
telah melakoni usaha peternakan sapi sejak tahun 2002 sampai dengan sekarang.
Peternakan tersebut merupakan usaha peternakan keluarga, dan sudah mampu
mengangkat perekonomian negaranya, selanjutnya mereka juga akan melakukan kerja
sama ke berbagai negara diantaranya Korea, Cina, Thailan, dan Aceh kususnya
Kabupaten Pidie.
Menurut
Lowson, sebelumnya Gubernur Aceh, Zaini Abdullah sudah pernah bertandang ke
peternakan miliknya di Provinsi Goohdiwindi Australia, dan setelah melihat
langsung tempat usaha peternakan miliknya, “Gubernur Aceh berkeinginan
melakukan kerjasama dan memilih kabupaten pidie sebagai lokasi kerjasama
peternakan, menurutnya tanah Pidie sangat subur dan cocok untuk kerja sama,” sebut Lawson.
Dia
mengatakan suhu di pidie sama dengan suhu di provinsi Goohdiwindi Australia dan
sebagai langkah awal, akan melakukan percobaan untuk seratus ekor sapi
pembibitan, dan membutuhkan 10 hektar lahan, dua hektar efektif untuk peternakan
dan selebihnya untuk lahan pakan.
Menggunakan
pagar listrik sekaligus dipasang alat pengontrol makanan dengan alat tersebut
kata Lowson, nanti bisa menyediakan seberapa banyak pakan yang dibutuhkan
masing-masing sapi, sehingga makanan yang terbuang bisa diatasi.
Dia
memaparkan lima sistem produksi, pertama sistem Breeding Unit (forage
based/lokasi) for mature Cow after first calf, yang kedua sistem
Weaning/Brackgrounding ( 3 months), kemudian yang ketiga, Breaading center
(heifers 12-18 months), yang keempat, Feedlon (Castrated Males and cullfemale),
dan yang kelima adalah sistem, Processing (sembelih).
0 komentar:
Posting Komentar