Jafaruddin, S.Sos, Camat Tangse Periode 2007 hingga januari
2014 adalah sosok pemimpin yang dikenal merakyat dimata masyarakatnya, selama
bertugas di kecamatan tersebut banyak hal yang telah ia lakukan berasama masyarakat, mulai dari
menangani musibah banjir bandang yang memakan korban jiwa dan menghancurkan
sejumlah rumah penduduk , bencana gempa
hingga mengatasi longsor dijalan lintasan Tangse Geumpang dan
masalah-masalah lainnya yang terjadi dalam masyrakat.
Bagi
masyarakat di dataran tinggi Tangse yang penduduknya mayoritas adalah petani,
sosok jafaruddin bukanlah orang asing,
hampir tujuh tahun dirinya bertugas di kecamatan tersebut beberbagai masalah
telah dilewatinya dan sejak 6 januari lalu Jafaruddin mendatapat tugas baru
menjadi Camat di Kembang Tanjong.
Kamis 23
januari lalu, kepada Pidie Buletin, Lelaki yang kini berusia 54 tahun itu
menuturkan sedikit pengalamannya ketika bertugas di Kecamatan Tangse.
Menghadapi
bencana bukanlah masalah baru bagi Pak Camat yang satu ini , sejak penempatan
tugas sebagai Camat Tangse, dirinya telah akrab dengan penanganan bencana,
jalan lintasan Tangse Geumpang adalah kawasan yang paling sering terkena
timbunan longsor, berkat usahanya sejak tahun 2012 lalu ditempat tersebut sudah
disediakan satu unit alat berat dari Pemerintah Aceh untuk disiagakan membersihkan jalan apabila terjadi timbunan longsor.
Menurutnya
selama di Tangse sudah empat kali terjadi bencana besar di kecamatan yang dia
pimpin tersebut, pertama pada Maret 2011 lalu, terjadi banjir bandang yang
sempat menelan korban jiwa dan telah memporak-porandakan pemukiman penduduk,
saat itu ada tiga gampong yang paling parah mengalami musibah banjir, Gampong
Penalom I, Peunalom II dan Gampong Layan.
Dia
menuturkan banjir bandang tersebut terjadi pada Kamis, sekitar pukul 18:30 WIB,
10 Maret 2011, saat itu kata jafar, hujan deras dan listrik padam membuat
masyarakat dilanda kepanikan, begitu mendapat kabar telah terjadi musibah
tersebut, dirinya langsung melaporkan kejadian tersebut kepada Bupati Pidie
yang saat itu masih dijabat oleh Mirza Ismail.
“Kemudian saya menelpon
Pak iriawan, saat itu beliau masih Sekda Pidie, selanjutnya saya menghubungi
BPBD untuk segera menurunkan bantuan bencana, dan malam itu juga Pak Bupati,
Sekda dan BPBD lagsung menuju ke lokasi musibah,” ujarnya.
Bencana
banjir tersebut mengakibat sejumlah penduduk yang rumahnya tidak bisa lagi
dihuni mengungsi ke tempat lain dan pemerintah kala itu juga menyiapkan hunian
sementara untuk para pengungsi sebelum diusahakan pembangunan rumah bagi korban
bencana.
Kemudian
pada Februari 2012 banjir bandang kembali menerjang Tangse, namun kali ini
tidak ada korban jiwa dan kawasan terparah dialami oleh Gampong Kebun Nilam,
Blang Malo dan Pulo Kawa.
Tak hanya
masalah banjir kata Pak Camat yang berkulit hitam ini, pada januari 2013
terjadi gempa yang titik pusatnya di Kecamatan Mane juga turut merusak sejumlah
rumah penduduk dan ruko di kawasan Tangse.
Bencana
yang terakhir terjadi selama ia bertugas di sana adalah gempa teknonik yang
menghancurkan ratusan rumah penduduk dan sejumlah fasilitas umum di kecamatan
tersebut, dan titik pusatnya berada di Gampong Neubok Badeuk Kecamatan Tangse.
Dalam
menangani musibah demi musibah, kesabarannya sebagai camat diuji dalam
menghadapi masyarakat yang terkena bencana, bagaimana tidak kata dia, hampir
semua masyarakat kala itu meminta untuk dilayani terlebih dahulu, cacian dan
makian kerap dia terima kala itu.
“Kita
paham, masyarakat saat itu sedang panik, saya anggap hal itu wajar saja, dan
menjadi cambuk bagi saya untuk memberikan pelayanan terbaik kepada masyakat,”
ujarnya sambil tersenyum mengingat kejadian itu.
Menurutnya
terhadap bencana tersebut, pemerintah telah membantu korban musibah tersebut,
baik dalam menyalurkan bantuan logistik masa darurat dan mengusahakan
pembangunan kembali rumah penduduk yang rusak ataupun hancur karena bencana
pada masa rehabilitasi dan rekontruksi.
“Alhamdulillah
semua dapat tertangani dengan baik,” sebutnya.
Terhadap
seringnya terjadi banjir dan longsor di Kecamatan Tangse kata Jafaruddin, pihak
Muspika dalam setiap kesempatan selalu mensosialisasikan untuk sama-sama
menjaga lingkungan dari penebang liar yang merusak ekosistem hutan. []
Data
Pribadi
Nama :
Jafaruddin, S.Sos.
Alamat
Rumah : Tanjong Krueng Kota
Sigli
Tempat dan
Tanggal Lahir : Rawa Gampong 15
September 1959
Nama
Isteri :
Wardiah
Jumlah
anak : Enam
orang
Riwayat
pendidikan
Sekolah
Dasar (SD) Negeri No 2 Sigli. Tamat tahun 1974
Sekolah
Teknik Negeri (STN) Sigli. Tamat tahun 1977
Sekolah
Teknik Menengah (STM) Negeri Banda Aceh. Tamat tahun 1981
Strata I
jurusan Administrasi Negara, Universitas Jabal Ghafur Sigli. Tamat tahun 2000
Riwayat
pekerjaan
Tahun 1983 Diangkat
sebagai Pegawai Negeri Sipil pada Kantor Pembangunan Masyarakat Desa (PMD) Kabupaten
Pidie .
Tahun 1985 Di
tempatkan di Kecamatan Geumpang sebagai Kepala Urusan (Kaur) Pembangunan Desa
(Bangdes)
Tahun 1988 Kepala Urusan (Kaur) Pembangunan
Kecamatan Kota Sigli.
Tahun 1989 Kepala Urusan (Kaur) Pembangunan
Kecamatan Tiro Treusep.
Tahun 1996 Kepala
Seksi Pembanguna Masyarakat Desa Kecamatan Delima.
Tahun 1999 Kepala
Seksi Pembanguna Masyarakat Desa Kecamatan Peukan Baro
Tahun 2002 Kepala
Seksi Sumber Daya Manusia Kantor Syariat
Islam Kabupaten Pidie.
Tahun 2007 Camat Tangse hingga 5 januari 2014.
Tahun 2014 Camat
Kembang Tanjong (sekarang)
Tulisan ini sudah terbit pada Pidie Buletin Edisi III Januari 2014.
0 komentar:
Posting Komentar