Jumat, 14 Februari 2014

Jafaruddin, S.Sos Sosok Camat Tanggap Bencana


Jafaruddin, S.Sos, Camat Tangse Periode 2007 hingga januari 2014 adalah sosok pemimpin yang dikenal merakyat dimata masyarakatnya, selama bertugas di kecamatan tersebut banyak hal yang telah  ia lakukan berasama masyarakat, mulai dari menangani musibah banjir bandang yang memakan korban jiwa dan menghancurkan sejumlah rumah penduduk , bencana gempa  hingga mengatasi longsor dijalan lintasan Tangse Geumpang dan masalah-masalah lainnya yang terjadi dalam masyrakat.

Bagi masyarakat di dataran tinggi Tangse yang penduduknya mayoritas adalah petani, sosok jafaruddin bukanlah  orang asing, hampir tujuh tahun dirinya bertugas di kecamatan tersebut beberbagai masalah telah dilewatinya dan sejak 6 januari lalu Jafaruddin mendatapat tugas baru menjadi Camat di Kembang Tanjong.

Kamis 23 januari lalu, kepada Pidie Buletin, Lelaki yang kini berusia 54 tahun itu menuturkan sedikit pengalamannya ketika bertugas di Kecamatan Tangse.

Menghadapi bencana bukanlah masalah baru bagi Pak Camat yang satu ini , sejak penempatan tugas sebagai Camat Tangse, dirinya telah akrab dengan penanganan bencana, jalan lintasan Tangse Geumpang adalah kawasan yang paling sering terkena timbunan longsor, berkat usahanya sejak tahun 2012 lalu ditempat tersebut sudah disediakan satu unit alat berat dari Pemerintah Aceh untuk disiagakan  membersihkan jalan apabila  terjadi timbunan longsor.

Menurutnya selama di Tangse sudah empat kali terjadi bencana besar di kecamatan yang dia pimpin tersebut, pertama pada Maret 2011 lalu, terjadi banjir bandang yang sempat menelan korban jiwa dan telah memporak-porandakan pemukiman penduduk, saat itu ada tiga gampong yang paling parah mengalami musibah banjir, Gampong Penalom I, Peunalom II dan Gampong Layan.

Dia menuturkan banjir bandang tersebut terjadi pada Kamis, sekitar pukul 18:30 WIB, 10 Maret 2011, saat itu kata jafar, hujan deras dan listrik padam membuat masyarakat dilanda kepanikan, begitu mendapat kabar telah terjadi musibah tersebut, dirinya langsung melaporkan kejadian tersebut kepada Bupati Pidie yang saat itu masih dijabat oleh Mirza Ismail.

 “Kemudian saya menelpon Pak iriawan, saat itu beliau masih Sekda Pidie, selanjutnya saya menghubungi BPBD untuk segera menurunkan bantuan bencana, dan malam itu juga Pak Bupati, Sekda dan BPBD lagsung menuju ke lokasi musibah,” ujarnya.

Bencana banjir tersebut mengakibat sejumlah penduduk yang rumahnya tidak bisa lagi dihuni mengungsi ke tempat lain dan pemerintah kala itu juga menyiapkan hunian sementara untuk para pengungsi sebelum diusahakan pembangunan rumah bagi korban bencana.

Kemudian pada Februari 2012 banjir bandang kembali menerjang Tangse, namun kali ini tidak ada korban jiwa dan kawasan terparah dialami oleh Gampong Kebun Nilam, Blang Malo dan Pulo Kawa.

Tak hanya masalah banjir kata Pak Camat yang berkulit hitam ini, pada januari 2013 terjadi gempa yang titik pusatnya di Kecamatan Mane juga turut merusak sejumlah rumah penduduk dan ruko di kawasan Tangse.

Bencana yang terakhir terjadi selama ia bertugas di sana adalah gempa teknonik yang menghancurkan ratusan rumah penduduk dan sejumlah fasilitas umum di kecamatan tersebut, dan titik pusatnya berada di Gampong Neubok Badeuk Kecamatan Tangse.

Dalam menangani musibah demi musibah, kesabarannya sebagai camat diuji dalam menghadapi masyarakat yang terkena bencana, bagaimana tidak kata dia, hampir semua masyarakat kala itu meminta untuk dilayani terlebih dahulu, cacian dan makian kerap dia terima kala itu.

“Kita paham, masyarakat saat itu sedang panik, saya anggap hal itu wajar saja, dan menjadi cambuk bagi saya untuk memberikan pelayanan terbaik kepada masyakat,” ujarnya sambil tersenyum mengingat kejadian itu.

Menurutnya terhadap bencana tersebut, pemerintah telah membantu korban musibah tersebut, baik dalam menyalurkan bantuan logistik masa darurat dan mengusahakan pembangunan kembali rumah penduduk yang rusak ataupun hancur karena bencana pada masa rehabilitasi dan rekontruksi.

“Alhamdulillah semua dapat tertangani dengan baik,” sebutnya.

Terhadap seringnya terjadi banjir dan longsor di Kecamatan Tangse kata Jafaruddin, pihak Muspika dalam setiap kesempatan selalu mensosialisasikan untuk sama-sama menjaga lingkungan dari penebang liar yang merusak ekosistem hutan. []

  
Data Pribadi
Nama                                           : Jafaruddin, S.Sos.
Alamat Rumah                            : Tanjong Krueng Kota Sigli
Tempat dan Tanggal Lahir        : Rawa Gampong 15 September 1959
Nama Isteri                                  : Wardiah
Jumlah anak                                : Enam orang

Riwayat pendidikan
Sekolah Dasar (SD) Negeri No 2 Sigli. Tamat tahun 1974
Sekolah Teknik Negeri (STN) Sigli. Tamat tahun 1977
Sekolah Teknik Menengah (STM) Negeri Banda Aceh. Tamat tahun 1981
Strata I jurusan Administrasi Negara, Universitas Jabal Ghafur Sigli. Tamat tahun 2000

Riwayat pekerjaan
Tahun 1983         Diangkat sebagai Pegawai Negeri Sipil pada Kantor Pembangunan Masyarakat Desa (PMD) Kabupaten Pidie .
Tahun 1985         Di tempatkan di Kecamatan Geumpang sebagai Kepala Urusan (Kaur) Pembangunan Desa (Bangdes)
Tahun 1988         Kepala Urusan (Kaur) Pembangunan Kecamatan Kota Sigli.
Tahun 1989         Kepala Urusan (Kaur) Pembangunan Kecamatan Tiro Treusep.
Tahun 1996         Kepala Seksi Pembanguna Masyarakat Desa Kecamatan Delima.
Tahun 1999         Kepala Seksi Pembanguna Masyarakat Desa Kecamatan Peukan Baro
Tahun 2002         Kepala Seksi  Sumber Daya Manusia Kantor Syariat Islam Kabupaten Pidie.
Tahun 2007        Camat Tangse hingga 5 januari 2014.
     Tahun 2014         Camat Kembang Tanjong (sekarang)


Tulisan ini sudah terbit pada Pidie Buletin Edisi III Januari 2014.
Share this post
  • Share to Facebook
  • Share to Twitter
  • Share to Google+
  • Share to Stumble Upon
  • Share to Evernote
  • Share to Blogger
  • Share to Email
  • Share to Yahoo Messenger
  • More...

0 komentar:

Posting Komentar